Sabtu, 15 Oktober 2016

MAKANAN TRADISIONAL SINGGANG


Singgang atau yang biasa dikenal dengan nama Kue Bika, merupakan salah satu makanan tradisional asal Sumatera Barat. Panorama kali ini kita akan jalan-jalan ke Korong Perbatungan, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat, salah satu Nagari dimana salah seorang warganya masih memproduksi Kue Singgang sejak puluhan tahun silam.
Ya...beliaulah seorang nenek bernama Nurbiah, yang akrab dipanggil warga sekitar dengan sebutan Cik Piah. Cik Piah yang sudah berumur sekitar 91 tahun ini, memulai usaha Kue Singgang sejak tahun 1950. Usaha kue singgang Cik Piah masih menggunakan cara tradisional, dimana proses pemanggangan kue menggunakan Balango yang terbuat dari tanah liat dan pemanggangan menggunakan sabut kelapa.

Kue Singgang Cik Piah bisa terbilang unik, dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari ukuran Kue Singgang atau kue bika biasanya. Cik Piah membuat kue singgang ini juga masih memakai resep dari keluarga, resep kue yang beliau pertahankan sampai sekarang ini  membuat cita rasa Kue Singgang Cik Piah masih sangat diminati warga sekitar. Sengaja membuat dengan ukuran yang sedikit lebih besar, supaya sarapan pagi buat warga sedikit mengenyangkan dengan cita rasa yang khas. Cik Piah yang sekarang sudah berusia lanjut, tidak bekerja sendiri lagi. Usaha kue Singgang Cik Piah yang sekarang sudah dilanjutkan oleh anak dan menantunya tetap mempertahankan resep turun temurun dari Cik Piah. Uni Ides beserta suami, memproduksi kue Singgang ini setiap harinya dimulai dari selesai Shalat Subuh hingga pukul 09.00 kue singgang Cik Piah habis diborong warga. Memang, kue singgang Cik Piah menjadi incaran sarapan pagi buat warga nagari koto baru dan sekitarnya. Disamping selain kue singgang, Cik Piah dan anaknya Uni Ides juga menyediakan sarapan pagi berupa Katupek Gulai.
Dipagi yang cerah itu, Cik Piah dengan telatenpun membuat katupek dari pucuk daun kelapa. Didampingi oleh warga sekitar, sembari menunggu antrian Kue Singgang yang masih dibubungi bara api Sabut Kelapa, Cik Piah tetap akrab bercerita dengan warga. Meski mata beliau yang sekarang sudah tidak terlalu bisa melihat dengan jelas, Cik Piah selalu akrab dengan warga hanya dengan mengenali suara warga. Di Nagari Koto Baru Kue Singgang itu berasal, dari tangan seorang nenek yang sekarang sudah berusia 91 tahun. Dari dahulu mereka yang menyebut Singgang Cik Piah, hingga sekarang masih tetap bisa menjumpai Singgang Cik Piah itu tetap ada.
(a.Bst | October 15th, 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar